Back to Bandung… Pakai KA Argo Wilis
Setelah gelaran lomba KRI 2016 selesai, kami pun kembali ke Bandung. Saya memutuskan untuk pulang ke Bandung tidak bersama bus Telkom University. Saya memilih untuk naik Kereta Api (KA) saja agar cepat sampai terutama karena keesokan harinya (6 Juni 2016) adalah hari pertama puasa di bulan Ramadhan. Kurang sreg rasanya apabila munggahan dalam perjalanan seorang diri.
Karena KA Argo Wilis berangkat pada pukul 07.00 sehingga saya harus berangkat dari hotel bahkan sebelum sarapan dihidangkan. Untungnya saya masih menyimpan sebatang coklat pemberian istri saya dari rumah untuk mengganjal perut.
Di dalam stasiun Gubeng
Pukul 06.30 saya sudah sampai di stasiun dan langsung memasuki peron untuk menunggu kereta api datang. Sambil menunggu, saya memfoto beberapa sudut stasiun kereta api Gubeng, Surabaya.
Beberapa saat kemudian, KA Argo Wilis memasuki stasiun Gubeng. Para penumpang yang sudah menunggu pun segera masuk ke dalam kereta karena waktu telah menunjukkan pukul 06.55.
Karena saya senang melihat pemandangan, saya memilih window seat di 8D. Kebetulan kursi di sebelah saya tidak ada yang menempati sehingga saya dengan resmi “menjajah” kedua kursi 8C dan 8D sepanjang perjalanan saya :).
Setengah jam perjalanan KA Argo Wilis menyajikan pemandangan kota Surabaya, Sidoarjo, dan beberapa kota yang disinggahi kereta ini. Karena bosan dan semalam kurang tidur, saya pun tertidur selama kurang lebih 45 menit.
Saya terbangun ketika seorang Prami (pramugari PT. KAI) menawarkan untuk memesan makanan. Wah kebetulan ini… Apalagi saya belum sarapan pagi. Orang Indonesia kalau belum makan nasi belum bisa dikatakan sudah sarapan. Konon, menu andalan di KA Argo Wilis adalah Nasi Goreng Parahyangan. Segera saja saya memesan menu itu. Sang Prami berkata kalau mau memesan menu itu harus menunggu selama 30 menit karena belum ready stock. Menu yang ready stock saat itu adalah makanan dari D’Cost. Oh, ternyata D’Cost sekarang bekerja sama dengan PT. Reska Multi Usaha (Anak perusahaan PT. KAI yang menyediakan layanan restorasi di kereta api). Akan tetapi, karena saya sudah ingin memesan menu itu tak apalah saya menunggu barang 30 menit. Setelah menunggu 30 menit, makanan berupa Nasi Goreng Parahyangan pun diantarkan. Penasaran bagaimana isinya? Mari kita lihat :
Ketika dibuka, uap air langsung keluar dari kemasan. Nah ini, baru namanya nasi goreng : Digoreng dadakan (kayak tahu bulat aja ya :P). Apalagi jika dimakan ketika perut lapar terasa sangat nikmat. Oh iya, nasi goreng ini dilengkapi oleh ayam nugget stick, omelet, acar, bawang gorenhg, dan kerupuk. Kemasannya pun serupa dengan makanan take away dari restoran cepat saji tidak seperti dahulu yang hanya menggunakan kemasan polos styrofoam. Angkat jempol untuk inovasi dari PT. KAI dan anak perusahaannya.
Tak terasa, kereta api telah memasuki wilayah Jawa Barat, diiringi oleh mulai terbenamnya matahari di ufuk barat. Berarti tak lama lagi, kereta api Argo Wilis akan sampai di kota Bandung.
Terima kasih KA Argo Wilis yang sudah mengantarkan saya pulang sampai ke kota Bandung. Sampai berjumpa lagi di lain kesempatan.